Komputasi awan adalah suatu
penggabungan dari pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan
berbasis internet (awan).Awan secara teknologi merupakan metafora dari internet
yang sebagaimana awan yang digambarkan dalam di diagram suatu jaringan
komputer.
Komputasi awan bisa diartikan juga sebagai konsep umum yang mencakup Saas, Web 2.0 dan tren teknologi terbaru lainnya dengan tema umum berupa ketergantungan pada internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Contoh penggunaan komputasi awan adalah pada Google Appsyang menyediakan suatu aplikasi bisnisumum yang diakses melalui pejelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan dis server.
Komputasi awan bisa diartikan juga sebagai konsep umum yang mencakup Saas, Web 2.0 dan tren teknologi terbaru lainnya dengan tema umum berupa ketergantungan pada internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Contoh penggunaan komputasi awan adalah pada Google Appsyang menyediakan suatu aplikasi bisnisumum yang diakses melalui pejelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan dis server.
Ide awal dari cloud computing bisa
ditarik ke tahun 1960-an, saat John McCarthy, pakar komputasi MIT yang dikenal
juga sebagai salah satu pionir intelejensia buatan, menyampaikan visi bahwa
“suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik, seperti halnya
listrik dan telepon”. Namun baru di tahun 1995 lah, Larry Ellison, pendiri
Oracle , memunculkan ide “Network Computing” sebagai kampanye untuk menggugat
dominasi Microsoft yang saat itu merajai desktop computing dengan Windows
95-nya. Larry Ellison menawarkan ide bahwa sebetulnya user tidak memerlukan
berbagai
software, mulai dari Sistem Operasi dan berbagai software lain, dijejalkan ke dalam PC Desktop mereka. PC Desktop bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung dengan sebuah server yang menyediakan environment yang berisi berbagai kebutuhan software yang siap diakses oleh pengguna.
software, mulai dari Sistem Operasi dan berbagai software lain, dijejalkan ke dalam PC Desktop mereka. PC Desktop bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung dengan sebuah server yang menyediakan environment yang berisi berbagai kebutuhan software yang siap diakses oleh pengguna.
Software
as a Service yaitu SaaS ini merupakan layanan Cloud Computing yang paling
dahulu populer. Software as a Service ini merupakan evolusi lebih lanjut dari
konsep ASP (Application Service Provider). Sesuai namanya, SaaS memberikan
kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumberdaya perangkat lunak
dengan cara berlangganan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan investasi baik
untuk in house development ataupun pembelian lisensi. Dengan cara berlangganan
via web, pengguna dapat langsung menggunakan berbagai fitur yang disediakan
oleh penyedia layanan. Hanya saja dengan konsep SaaS ini, pelanggan tidak
memiliki kendali penuh atas aplikasi yang mereka sewa. Hanya fitur-fitur
aplikasi yang telah disediakan oleh penyedia saja yang dapat disewa oleh pelanggan.
Dan karena arsitektur aplikasi SaaS yang bersifat multi tenant, memaksa
penyedia untuk hanya menyediakan fitur yang bersifat umum, tidak spesifik
terhadap kebutuhan pengguna tertentu. Meskipun demikian, kustomisasi tidak
serta-merta diharamkan, meskipun hanya untuk skala dan fungsi yang terbatas.
Tapi dengan berkembangnya pasar dan kemajuan teknologi pemrograman,
keterbatasan-keterbatasan itu pasti akan berkurang dalam waktu tidak terlalu
lama. Untuk contoh layanan SaaS, tentu saja kita harus menyebut layanan CRM
online Salesforce.com–yang dikomandai Marc Benioff dan telah menjadi ikon SaaS
ini. Selain itu Zoho.com, dengan harga yang sangat terjangkau, menyediakan
layanan SaaS yang cukup beragam, dari mulai layanan word processor seperti
Google Docs, project management, hingga invoicing online. Layanan akunting
online pun tersedia, seperti yang diberikan oleh Xero.com dan masih banyak
lagi. IBM dengan Lotuslive.com nya dapat dijadikan contoh untuk layanan SaaS di
area kolaborasi/unified communication. Sayangnya untuk pasar dalam negeri
sendiri, seperti sudah saya sampaikan dalam tulisan terdahulu, masih sangat
sedikit yang mau berinvestasi untuk menyediakan layanan SaaS ini.
Platform
as a Service (PaaS) yaitu Seperti namanya, PaaS adalah layanan yang menyediakan
modul-modul siap pakai yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah
aplikasi, yang tentu saja hanya bisa berjalan diatas platform tersebut. Seperti
juga layanan SaaS, pengguna PaaS tidak memiliki kendali terhadap sumber daya
komputasi dasar seperti memory, media penyimpanan, processing power dan
lain-lain, yang semuanya diatur oleh provider layanan ini. Pionir di area ini
adalah Google AppEngine, yang menyediakan berbagai tools untuk mengembangkan
aplikasi di atas platform Google, dengan menggunakan bahasa pemrograman Phyton
dan Django. Kemudian Salesforce juga menyediakan layanan PaaS melalui
Force.com, menyediakan modul-modul untuk mengembangkan aplikasi diatas platform
Salesforce yang menggunakan bahasa Apex. Dan mungkin yang jarang sekali kita
ketahui, bahwa Facebook juga bisa dianggap menyediakan layanan PaaS, yang
memungkinkan kita untuk membuat aplikasi diatasnya.
Infrastructure
as a Service (IaaS) yaitu IaaS terletak satu level lebih rendah dibanding PaaS.
Ini adalah sebuah layanan yang “menyewakan” sumberdaya teknologi informasi
dasar, yang meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem
operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh penyewa
untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya. Model bisnisnya mirip dengan
penyedia data center yang menyewakan ruangan untuk co-location, tapi ini lebih
ke level mikronya. Penyewa tidak perlu tahu, dengan mesin apa dan bagaimana
caranya penyedia layanan menyediakan layanan IaaS. Yang penting, permintaan
mereka atas sumberdaya dasar teknologi informasi itu dapat dipenuhi. Perbedaan
mendasar dengan layanan data center saat ini adalah IaaS memungkinkan pelanggan
melakukan penambahan/pengurangan kapasitas secara fleksibel dan otomatis. Salah
satu pionir dalam penyediaan IaaS ini adalah Amazon.com yang meluncurkan Amazon
EC2 (Elastic Computing Cloud). Layanan Amazon EC2 ini menyediakan berbagai
pilihan persewaan mulai CPU, media penyimpanan, dilengkapi dengan sistem
operasi dan juga platform pengembangan aplikasi yang bisa disewa dengan
perhitungan jam-jaman. Untuk di dalam negeri sendiri,
Keuntungan dengan menggunakan cloud computing adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi
resiko pada insfrastructure
2. Dana yang
rendah
3. Peningkatan
kecepatan inovasi
4. Mengurangi
waktu running aplikasi dan waktu respon
5. Biaya yang
relatif terjangkau
6. Layanan
publik yang lebih baik dengan cara penyediaan informasi yang lebih cepat kepada
masyarakat.
7. Mendapatkan
informasi lebih terkait dengan masyarakat umumnya. Hal ini diperoleh lewat
analisis mendalam terhadap database yang ada.
http://bennykaristiawan.wordpress.com/2013/05/06/implementasi-cloud-computing-pada-bidang-pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar