Selasa, 28 Mei 2013

Menghapus Virus Shortcut di Flashdisk


Bermasalah dengan flashdisk karena terjangkit virus Shortcut. Virus ini umum kita temukan pada flashdisk. Sebenarnya virus ini tidak terlalu berbahaya. Tetapi jika didiamkan akan menimbulkan efek yang bisa merusak komputer / pc. Shortcut bisa menggandakan dirinya seperti virus pada umumnya. Virus ini bisa menghidden file di flashdisk dan membuat ikon shortcut baru yang bisa membahayakan PC jika di klik. Baiklah, sekarang saya akan menjelaskan bagaimana caranya menghapus virus shortcut tersebut dari flashdisk sobat.
 1. Colokkan flashdisk . Jangan dibuka dulu di explorer nya.
2. Klik Start > All Program > Accesories > Command Prompt.
3. Ketikkan " attrib -h -r -s /s /d f:\*.* " tanpa tanda kutip. ket:  -h   : adalah perintah untuk meng-unhide seluruh file yang ada di drive F. -r   : adalah perintah untuk membuat file-file yang ada di drive F tidak lagi read-only. -s   : adalah perintah untuk melepaskan file-file yang ada di drive F dari system agar mudah dihapus. f     : drive flashdisk sobat. Ganti dengan drive yang digunakan oleh PC sobat untuk flashdisk yang dicolok. *.* : semua file yang mempunyai ekstensi
4. Tekan enter, tunggu hingga selesai.
5. Sebelum menutup Command Prompt, buka flashdisk sobat.
6. Hapus secara permanen file yang bukan file asli milik sobat di flashdisk dengan menekan tombol Shift+Delete.
7. Jika tidak ingin ribet menghapus virus shortcut, sobat bisa mendownload antivirus.

SUMBER : http://indonesian4sharing.blogspot.com/2013/04/cara-ampuh-mengatasi-virus-shortcut-di-flashdisk.html

Sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia


Republik Indonesia ialah sebuah negara kepulauan yang disebut sebagai Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara tanah besar Asia Tenggara dan Australia dan antara Lautan Hindi dan Lautan Pasifik. Indonesia bersempadankan Malaysia diKalimantan,Papua New Guinea di pulau Papua, dan Timor Timur/Timor Leste di pulau Timor.

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai sejak zaman prasejarah oleh “Manusia Jawa” pada masa sekitar 500.000 tahun yang lalu. Periode dalam sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: era pra kolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; era kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; era kemerdekaan, pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta era reformasi yang berlangsung sampai sekarang.

Prasejarah

Secara geologi, wilayah Indonesia modern muncul kira-kira sekitar masa Pleistocene ketika masih terhubung dengan Asia Daratan. Pemukim pertama wilayah tersebut yang diketahui adalah manusia Jawa pada masa sekitar 500.000 tahun lalu. Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es.

Era pra kolonial

Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Kerajaan Tarumanagara menguasai Jawa Barat sekitar tahun 400. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut. Pada masa Renaisans Eropa, Jawa dan Sumatra telah mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dan sepanjang dua kerajaan besar yaitu Majapahit di Jawa dan Sriwijaya di Sumatra sedangkan pulau Jawa bagian barat mewarisi peradaban dari kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Sunda.

Kerajaan Hindu-Buddha

Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Kerajaan Islam

Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia Barat sejak abad 7. Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Khilafah Bani Umayah meminta dikirimkan da`i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan.

Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Budha.
Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayang Ullah.

Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke-16 di Jawa dan Sumatra. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.

Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan islam yg datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan/kesultanan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kesultanan/Kerajaan penting termasuk Samudra Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram di Yogja / Jawa Tengah, dan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku di timur.

Kolonisasi Belanda

Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati kebangkrutannya.

VOC

Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.

Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala. VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.

Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya – baik yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.

Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan Beretika (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.

Gerakan nasionalisme

Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, [Serikat Dagang Islam] dibentuk dan kemudian diikuti pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, [Budi Utomo]. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Era Jepang

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.

Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Era kemerdekaan

Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan “Proklamasi” pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

Perang kemerdekaan

Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.

Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.

Demokrasi parlementer

Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.
Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.

Demokrasi Terpimpin

Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak menemui banyak hambatan.

Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label “Demokrasi Terpimpin”. Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah “rencana neo-kolonial” untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk mempengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetab Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).

Nasib Irian Barat Konflik Papua Barat

Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Irian), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.

Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda agar setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadapa Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

Gerakan 30 September / G30 S PKI

Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk “Angkatan Kelima” dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.

Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

Era Orde Baru

Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dia juga memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat melalui korupsi yang merajalela.

Irian Jaya

Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan “Act of Free Choice” (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih terbuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.

Timor Timur

Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.

Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur. Indonesia, yang mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang strategis.
Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh hampir 200.000 warga Timor Timur — melalui pembunuhan, pemaksaan kelaparan dan lain-lain. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah Indonesia.

Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.
Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang menintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002.

Krisis ekonomi

Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya didampingi B.J. Habibie.
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.

Era reformasi Pemerintahan Habibie

Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.

Pemerintahan Wahid

Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto – sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.

Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

Pemerintahan Megawati

Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian.

Pemerintahan Yudhoyono

Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.

Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.


Sejarah Kota Bekasi dan Tempat Wisata di Bekasi

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda KElapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, leatak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir. Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi infirmasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga. Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad kea 8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Sejarah Sebelum Tahun 1949

Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina.

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.

Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi

Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alum-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :
Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar kabupaten Jatinegara diubah  menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".

Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 - 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997) 

Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998).

Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Walikota dan Wakil Walikota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar Muhammad (perode 2003 - 2008).
TEMPAT WISATA DI BEKASI
1. Taman Buaya Indonesia Jaya
Taman Buaya Indonesia Jaya terletak di pinggir jalan Cikarang – Cibarusah, Serang Baru, Bekasi. Selain melihat penangkaran buaya, juga ada pertunjukan atraksi buaya – manusia yang sangat menarik. 

2. Vihara Dharma Jaya
Vihara Dharma Jaya berada di Jalan Kalong, Kelurahan Bojong Rawa Lumbu, Kecamatan Rawa Lumbu, Bekasi.

3. Waterboom
Wisata Waterboom ini terletak di dalam kawasan perumahan Lippo Cikarang, Cikarang, Bekasi.

4. Bumi Perkemahan Karang Kitri
Wisata alam Bumi Perkemahan Karang Kitri merupakan bumi perkemahan alam di Desa Karang Mulya, Bojong Manggu, Bekasi, dengan panorama yang indah.

5. Gedung Juang 45
Wisata bersejarah Gedung Juang 45 adalah museum dan perpustakaan yang terletak di Jl. Sultan Hasanuddin, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi.

6. Kelenteng Hok Lay Kion
Kelenteng Hok Lay Kion bisa anda temukan di Jalan Kenari 1, Kelurahan Margahayu Bekasi Timur, yang telah berusia antara 300 – 400 tahun. Kelenteng Hok Lay Kion berarti istana pembawa berkah.

7. Masjid Al Arief
Wisata religi Masjid Al Arief berlokasi di Jalan Djunda, sebelumnya bernama Masjid Muhajirin, pernah menjadi salah satu pusat pergerakan pemuda Islam di Bekasi melawan penjajahan Belanda dan Jepang.

8. Pura Agung Tirta Buana
Wisata Pura Agung Tirta Buana ini berlokasikan di Jl. Jatiluhur I, Jaka Sampurna, Kalimalang, Bekasi – Barat.

9. Masjid Jami al-Hidayah
Wisata Masjid Jami al-Hidayah terdapat di Kaliabang Bungur, perempatan Jalan Kompleks Seroja, didirikan pada 1935 oleh KH Noer Ali, Ust. Burhanuddin, H. Thoha dll, pernah menjadi markas penggemblengan laskar Hizbullah / Sabilillah untuk melawan Belanda.

10. Pantai Muara Bendera
Pantai Muara Bendera yang merupakan salahsatu dari beberapa objek wisata bertajuk pandai ini terletak di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, dengan hutan bakau dan beberapa jenis satwa.

11. Pantai Muara Beting
Pantai Muara Beting terletak di Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, dengan hutan bakau dimana banyak burung yang bermigrasi dari Laut China Selatan dan Laut Pasifik antara September – Februari, ada lutung dan buaya jenis rawa.

12. Situ Gede
Tempat berlibur yang cukup indah Situ Gede ini terletak di Rawalumbu yang belum dikembangkan. Kondisi alam di sekitarnya masih asri dengan pepohonan produktif dan udara yang cukup sejuk.

13. Saung Ranggon
Wisata Saung Ranggon ini terletak di Desa Cikedokan, Cikarang Barat, Bekasi, yang mana tempat wisata ini pertama kalinya dibangun oleh Pangeran Rangga yang adalah keturunan Pangeran Jayakarta.

14. Pantai Muara Gembong
Wisata bertajuk Pantai yang dijuluki dengan nama Pantai Muara Gembong berada di Desa Pantai Sederhana, Muaragembong, 40 km dari tol Cikarang. Selain hutan bakau, pesisir pantai penuh dengan tambak ikan dan udang milik warga. Kondisi jalanan masih belum memadai.


PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN KECAMBAH


KATA PENGANTAR
           

Alhamdulillah, puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul : PENGARUH CAHAYA MATAHARI dan JENIS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU dengan sebaik-baiknya.
            Adapun tujuan dari penelitian ini adalah diajukan sebagai tugas Biologi yang diberikan oleh guru bidang studi kepada penulis untuk memenuhi syarat dalam mencapai nilai tugas Biologi kelas XII IPA SMA Kediri.
            Penulis sangat berterima kasih kepada guru pembimbing kami selaku guru Biologi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis serta kepada teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
            Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran kepada setiap pembaca demi penyempurnaan proposal penelitian selanjutnya.
           
                                                                                          Kediri,   Agustus 2012

                                                                                                                                    Penulis















DAFTAR ISI
Halaman Judul            ........................................................................................................................    i
Kata Pengantar           ................................................................................... ii
Daftar Isi             ............................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
     1.1 Latar Belakang         ..................................................................................................................   1
     1.2 Rumusan Masalah         .......................................................................................................................   2
     1.3  Tujuan Penelitian         .........................................................................................................................   2
     1.4  Manfaat Penelitian          ...........................................................................................................   2
     1.5  Hipotesis           ..............................................................................................   2
     1.6  Batasan Penelitian         ...........................................................................................................   2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
     2.1  Pertumbuhan           .........................................................................................   3
     2.2  Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau       .......................................................................................   4
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN
     3.1  Waktu dan Tempat Penelitian        ...............................................................................................   5
     3.2  Alat dan Bahan         ..............................................................................................................................   5
     3.3  Perlakuan Tanaman          ..................................................................................................................   6
     3.4  Cara Kerja          ............................................................................................................................ 6
BAB 4 PENUTUP
     4.1 PENUTUP          .................................................................................................................   7


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian
Cahaya matahari dan air adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk  hidup didunia. Baik bagi manusia, hewan maupun tumbuhan. Dalam hal ini, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari dan air sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan cahaya matahari dan air akan sangat mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu,kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar, dan batang kecambah lebih kokoh
Misalnya saja pada tanaman kacang hijau. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia, posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau memiliki banyak manfaat yaitu dapat dijadikan sebagai bahan makanan seperti sayur, bubur serta bahan makanan lainnya. Serta berkhasiat dapat memperlancar pencernaan, menjaga keasaman lambung dan mencegah penyebaran  sel kanker.
Namun dibalik segala kegunaannya pertumbuhan yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengaruh cahaya matahari dan air terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Oleh sebab itu, penulis memilih permasalahan ini sebagai poin penting dalam pembuatan proposal penelitian.
Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan faktor cahaya matahari dengan subjeknya tanaman dibawah sinar matahari langsung, tanaman dibawah sinar matahari langsung diikat dengan plastik hitam, tanaman dibawah sinar matahari langsung diikat dengan plastik bening, dan tanaman dibawah sinar matahari tidak langsung, dan faktor air dalam proses pertumbuhan, dalam hal ini penulis meneliti jenis airnya dengan subjek penyiraman menggunakan air kran, air gula, air sirup, air kopi.

1.2Rumusan Masalah
1.    Apakah variabel tanaman dibawah sinar matahari langsung (A1), tanaman dibawah sinar matahari langsung diikat dengan plastik hitam (A2), tanaman dibawah sinar matahari langsung diikat dengan plastik bening (A3), dan tanaman dibawah sinar matahari tidak langsung (A4) berpengaruh terhadap pertumbuhan (tinggi, banyaknya daun, warna daun, tekstur batang) tanaman kacang hijau?
2.    Variabel manakah diantara tanaman dibawah sinar matahari langsung (A1), tanaman dibawah sinar matahari langsung diikat dengan plastik hitam (A2), tanaman dibawah sinar matahari langsung diikat dengan plastik bening (A3), dan tanaman dibawah sinar matahari tidak langsung (A4) yang paling efektif dan cepat tumbuh?
3.    Apakah variabel air kran (B1), air gula (B2), air sirup (B3), air kopi (B4) berpengaruh terhadap pertumbuhan (tinggi, banyaknya daun, warna daun, keras batang) tanaman kacang hijau?
4.    Variabel manakah diantara air kran (B1), air gula (B2), air sirup (B3), air kopi (B4) yang paling efektif dan cepat tumbuh?
1.3Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
2.      Untuk mengetahui variabel yang paling efektif dan cepat dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau pada faktor cahaya matahari
3.      Untuk mengetahui pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
4.      Untuk mengetahui variabel / jenis-jenis air yang paling efektif dan cepat dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau pada faktor air
1.4Manfaat Penelitian
1.      Sebagai sumber informasi mengenai faktor luar pada tumbuhan yaitu cahaya.
2.      Memberikan pengetahuan mengenai pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan pada tanaman kacang hijau.
3.      Sebagai bahan referensi dalam proposal penelitian selanjutnya.
1.5Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah jika tanaman kacang hijau diletakkan diluar ruangan atau di tempat terang maka pertumbuhannya akan lebih lambat namun daunnya tampak lebih lebar, tebal, hijau, tampak segar dan batang kecambah lebih kokoh. Dan jika tanaman kacang hijau diletakkan di dalam ruangan maka batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah, daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat atau tidak berwarna hijau.
1.6Batasan Penelitian
Penulis meneliti pertumbuhan tanaman kacang hijau selama 6 hari.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali), karena adanya pembesaran mitosis atau pembesaran sel, dapat pula disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Pertumbuhan pada tumbuhan tidak akan tumbuh jika tidak dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam.
Faktor Internal meliputi :
1.    Gen
2.    Hormon
Faktor Eksternal :
1.Suhu
2.Cahaya
3.Air
4.Nutrisi
5.Kelembapan udara
6.Tingkat keasaman dan basa ( pH )
Cahaya
Cahaya merupakan faktor utama sebagai sumber energi dalam fotosintesis,
Untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Kekurangan cahaya pada saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunya berukuran lebih kecil, tipis, dan berwarna pucat.
Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung kepada intensitas ( kuat penyinaran ) saja, namun ada factor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang gelombangnya. Penelitian yang dilakukan oleh Hendricks dan Borthwick pada tahun 1984, menunjukkan bahwa cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada spectrum merah dengan panjang gelombang 660nm.
Percobaan dengan menggunakan spectrum infra merah dengan panjang gelombang 730nm memberikan pengaruh yang berlawanan. Substansi yang merespons terhadap spectrum cahaya adalah fitokrom suatu protein warna pada tumbuhan yang mengandung susunan atom khusus yang mengabsorpsi cahaya.
Faktor Internal, dibagi menjadi dua, yaitu :
Faktor Intraseluler : gen sebagai pembawa sifat atau lebih dikenal sebagai faktor hereditas.
Faktor Interseluler : hormon.

Air
Air adalah sumber kehidupan utama bagi seluruh makhluk hidup di dunia, tak hanya untuk manusia, hewan, tumbuhan, bahkan mikroba pun membutuhkan air untuk keberlangsungan kehidupannya. Tanpa adanya air takkan ada lagi yang namanya kehidupan, takkan ada kesejahteraan, dan tak akan ada kemakmuran. air adalah kesempatan bagi seluruh makhluk hidup untuk dapat meneruskan hidupnya, menjalankan hari-harinya, dan meneruskan cita-citanya. Air adalah berkah terindah, yang terkadang jarang sekali untuk diingat, jarang untuk disyukuri, dan terasa lumrah saja untuk dinikmati.
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. (sumber: Wikipedia)
Definisi air sendiri adalah air merupakan unsur alami yang memiliki sifat-sifat kimia maupun fisika di dalam struktur atomnya, jika diamati dengan stereoskop terlihat bahwa air mempunyai ketertarikan antar unsur hidrogen dengan oksigen yang membentuk persenyawaan, sehingga dapat dituliskan dengan rumus kimia H2O. Pada kondisi standar yaitu pada tekanan 100 Kpa (1 bar) dan temperatur 273,150 K (00 C), air tidak berwarna, tidak berbau maupun tidak berasa. Sedangkan definisi air menurut :
Sitanala Arsyad, air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen menjadi H2O. Hefni Effendi, air adalah salah satu sumber energi gerak. Robert J. Kodoatie, air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Roestam Sjarief, air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh makhluk hidup. Ilmu Kimia, air ialah H2O dan jawaban itu dibenarkan secara empiris berdasarkan observasi. Sayyid Quthb, air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakan satu unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan hingga manusia pun sangat menantikan kedatangannya. Eko Budi Kuncoro, air merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri atas 2 atom hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen (O). Air mempunyai ikatan Hidrogen yang cenderung bersatu padu untuk menentang kekuatan dari luar yang akan memecahkan ikatan-ikatan ini. Bambang Agus Murtidjo, air merupakan substansi yang mempunyai keistimewaan sebagai penghantar panas yang sangat baik, sehingga air di dalam tubuh lebih penting dari makanan.
2.2 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau
Kacang hijau berasal dari polong-polongan. Kandungan yang terdapat di dalam kacang hijau yaitu protein (memperkuat daya tahan tubuh), kalsium dan fosfor (memperkuat tulang), vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energi), vitamin B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh), vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan), zat besi (membantu pementukan sel darah merah), ), magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak. Di dalam kacang hijau juga terdapat antioksidan yang berguna bagi tubuh yaitu mencegah penuaan dini dan mencegah penyebaran sel kanker, menjaga keasaman lambung, dan membantu memperlancar pencernaan.

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini.

Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata atau Phaseolus radiatus

Morfologi Tanaman Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.

Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua.

Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.

Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.

Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
            Penulis akan melaksanakan kegiatan penelitian pada bulan september dan bertempat dkediaman penulis.
3.2 Alat dan Bahan
1. 8 gelas plastik (4 gelas per faktor pertumbuhan)
2. Penggaris
3. 24 biji kacang hijau (3 biji per gelas)
4. Sendok (2 sendok setiap penyiraman sehari sekali setiap sore pada setiap objek penelitian)
5. Kapas (sebagai media untuk semua objek)
6. Plastik hitam
7. Plastik bening
8. Air dan cahaya matahari (sebagai variabel)
3.3 Perlakuan Tanaman
1.      Variabel Bebas : Cahaya matahari
a.       (A1) : Tanaman dibawah sinar matahari langsung
b.      (A2) : Tanaman dibawah sinar matahari langsung diikat dengan plastik hitam
c.       (A3) : Tanaman dibawah sinar matahari langsung diikat dengan plastik bening
d.      (A4) : Tanaman dibawah sinar matahari tidak langsung
2.      Variabel Bebas : Air
a.       (B1) : Tanaman disiram dengan air kran
b.      (B2) : Tanaman disiram dengan air gula
c.       (B3) : Tanaman disiram dengan air sirup
d.      (B4) : Tanaman disiram dengan air kopi
3.      Variabel bebas : cahaya matahari disiram dengan air kran, variabel bebas : air dibawah sinar matahari secara langsung
4.      Tanaman disiram setiap sore hari dengan takaran 2 sendok makan
3.4 Cara Kerja
1. Menentukan variabel
- Variabel Bebas :
*Cahaya matahari : Tanaman dibawah sinar matahari langsung,  Tanaman dibawah sinar matahari langsung diikat dengan plastik hitam,  Tanaman dibawah sinar matahari langsung diikat dengan plastik bening, Tanaman dibawah sinar matahari tidak langsung
*Air : Tanaman disiram dengan air kran, Tanaman disiram dengan air gula, Tanaman disiram dengan air sirup, Tanaman disiram dengan air kopi
- variabel terikat : tinggi, banyaknya daun, warna daun, tekstur batang pada tanaman kacang hijau
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Menanam
 24 biji kacang hijau ke dalam gelas, tiap gelas 3 biji dan meletakkannya sesuai subjek penelitian
4. Menyirami tanaman
 kacang hijau setiap sore hari
5. Mengukur tinggi tiap – tiap tanaman cabai rawit setiap 2 hari sekali

6. Menghitung jumlah daun dan warna daun pada masing-masing gelas setiap 2 hari sekali
7. Menekan pelan batang untuk mengetahui tekstur batang di akhir penelitian
8. Mengamati perbedaan – perbedaan yang terjadi antara
 faktor cahaya mataari dari subjek A1, A2, A3, dan A4 dan faktor air dari subjek B1, B2, B3, B4
9. Mencatat hasil pengukuran dan pengamatan ke dalam table hasil penelitian.



BAB 4
PENUTUP
4.1 Penutupan
            Demikian proposal penelitian berjudul : PENGARUH CAHAYA MATAHARI dan JENIS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU, penulis berharap adanya persetujuan atas proposal yang telah penulis ajukan ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan.
                                                                                         Kediri,   Agustus 2012

Guru Biologi
Penulis