Masyarakat (sebagai
terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan
sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta
sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian
berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan
cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial
mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral
nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural
intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap
masyarakat industri dan
pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat
agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya:
berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti
hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius
yang berarti teman, sehingga arti society
berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung
makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama
dalam mencapai tujuan bersama.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :
1. Harus ada pengumpulan
manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2. telah bertempat
tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3. adanya aturan-aturan
atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan
tujuan bersama.
Pengertian masyarakat
kota lebih ditekankan
pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan.
Berikut adalah pengertian kota menurut beberapa para ahli :i. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Berikut adalah pengertian kota menurut beberapa para ahli :i. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
ii. Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
· Tipe
masyarakat
Dipandang dari cara
terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1. masyarakat
paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2. masyarakat
merdeka, yagn terbagi dalam :
1. masyarakat
nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan,
suku, yang bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
2. masyarakat
kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau
kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya
· Ciri-ciri
masyarakat kota
Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :1. Kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau
individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan
dari pada faktor pribadi.
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat
mengejar kebutuhan individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
· Hubungan
desa dan kota
Salah satu bentuk
hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan
Urbanisme
Dengan adanya hubungan
Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan
tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses
berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa
urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123
).
b) Sebab-sebab Urbanisasi
1.) Faktor-faktor yang mendorong
penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
2.) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
2.) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
Hal – hal yang termasuk
push factor antara lain :
a. Bertambahnya penduduk
sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal yang termasuk
pull factor antara lain :
a. Penduduk desa
kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk
mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
· Unsur
lingkungan perkotaan
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial,
ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam
komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat
dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang
meliputi :
1. Wisma
: unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan
kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
1. dapat
mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan
kebutuhan penduduk untu masa mendatang
2. memperbaiki
keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu
kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
2. Karya
: unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena
unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Marga
: unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan
antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara
kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka
: unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna
: unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara
tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan
kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
· Fungsi
external kota
Fungsi eksternal kota:
Ø Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah
tertentu
Ø Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih
luas
Ø Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
1. Produksi barang dan jasa
2. Terminal dan distribusi barang dan
jasa.
Ø Simpul komunikasi regional/global
Ø Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus
regional/global.
· Pengertian
desa
Yang dimaksud dengan desa
menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri.
Menurut Bintaro, desa
merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H.
Landis desa adalah pendudunya kurang
dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a) mempunyai pergaulan
hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
· Ciri
–ciri masyarakat desa
Dalam buku Sosiologi
karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan
masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada
hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan.
Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati
terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif
sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan
kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda
pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada
dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk
suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan
sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya
Universalisme)
d. Askripsi yaitu
berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan
suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah
merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran
(diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi
tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa
tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat
Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya
tanpa pengaruh dari luar.
· Sifat
dan hakikat masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan
mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
· Macam-macam
gejala masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan mengenal berbagai macam gejala sosial, khussunya hal
ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan
ketegangan-ketegangan social. Gejala- gejala social itu adalah :
a. Konflik ( Pertengkaran )
Pertengkaran-Pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar ruamah tangga.
b. Kontraversi ( Pertentangan )
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh peruibahan konsep-konsep kebudayaan
(adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black
magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari
sudut kebiasaan masyarakat.
c. Kompetisi ( Persiapan )
Masyarakat pedesaan adalah manusia pada biasanya yang antara lain mempunyai
saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud
persaingan itu bisa positif dan bisa negative.
d.
Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang
dapat bekerja keras tanpa bentuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan
bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu
kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya.
pendapat
saya
: masyarakat pedesaan lebih beranggapan bahwa di kota lebih banyak pekerjaan
dan lebih mudah mendapatkannya,karena inilah masyarakat pedesaan berbondong –
bondong datang ke Ibu kota untuk mencari pekerjaan dan akibatnya malah banyak
pengangguran di Ibu Kota. Dan ini juga yang membuat Ibu Kota menjadi semakin
macat dan berbahaya karena jumlah pengangguran semakin tinggi dan banyak orang
yang ingin mendapatka pekerjaan untuk kebutuhan hidup keluarganya.
Bentuk-bentuk gotong royong
1. Di bidang pertanian
Di
waktu dahulu bila seseorang akanmengerjakan/ membuka kebun, berladang, memungut
hasil panen dan lain sebagainya, maka pekerjaan ini biasanya dilakukan
bersama-sama sampai pekerjaan tersebut selesai tanpa pamrih atau imbalan
apapun, lebih banyak melibatkan masyarakat dalam ikatan uku yaitu kelompok yang
terikat dalam suatu territorial, geonologis dan religious. Hal ini dilakukan
karena mereka merasa dirinya sebagai suatu kelompok primer di mana hubungan
satu dengan yang lain berlangsung dalam frekwensi yang tinggi. Pengarahan
tenaga dilakukan hanya dengan suatu pengunguman oleh kepala Ukuatau soa
melalui marinyo(petugas untuk menyampaikan berita ke seluruh
negeri). Di Desa Tuhaha dan Haria juga desa-desa lain di Pulau Saparua, bila
ada kegiatan membuka kebun baru, terlebih dahulu dilaksanakan upacara yang
disebutmau-mau. Upacara ini dilakukan seminggu atau paling lambat
sehari sebelum kegiatan dimulai. Upacara ini dipimpin oleh orang yang dituakan
atau tua adat.
2. Di bidang perburuan
Aktivitas
masohi untuk kegiatan berburu diistilahkan dengan user. Kelompok ini
beranggotakan kaum pria. Berburu di desa Tuhaha dikenal dengan istilah “user
babi”. Hasil buruan yang didapat dibagi sama rata kepada anggota yang ikut
dalamkegiatan tersebut serta pendeta sebagai tanda terimakasih kepada Tuhan.
Pemilik anjing biasanya mendapat dua bagian. Jika ada kelebihan dibagi juga
kepada kaumkerabat yang itdak ikut. Sedangkan untuk acara pesta maka hasil
buruannya diserahkan seluruhnya kepada keluarga tersebut. Sedangkan di desa
Haria kegiatan berburu dikenal dengan nama “dodeso babi”. Dodeso biasanya di
buat oleh kelompok yang terdiri dari lima sampai tujuh orang. Hasilnya dibagi
sama rata.
3. Di bidang perikanan
Kegiatan tolong menolong
di bidang perikanan dikenal beberapa istilah seperti rorehe/perahu arumbai dan
sero. Rorehe /perahu arumbai merupakan sejenis perahu pencari ikan dengan
ukuran besar memakai layar, yangdilengkapi alat penangkap ikan seperti:
1. Jaring redi panjang 100 sampai 600 meter, dapat mengkap jenis ikan besar
maupun kecil seperti ikan tongkol/cakalang,ikan momar.
2. Jala, dipakai untuk menangkap jenis-jenis ikan seperti make kawalinya
dan lain-lain.
3. Huhate, yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari sebatang
bamboo, panjang kira-kira dua meter, dimana pada ujung bamboo itu diikat tali
tasi dan diberi mata kail lengkap dengan umpan. Huhate dipakai untuk menangkap
jenis ikan besar seperti cakalang , komu/tunadan tatihu.
4. Jiop yaitu sejenis jarring yang dipakai untuk menangkap jenis ikan
seperti ikan terbang, ikan julung dan lain sebagainya.
Peserta yang ikut dalam kegiatan ini antara lima sampai dengan 15
orang,dengan seorang pemimpin yang disebut tanasi. Pemilik
peralatan disebut tuan manara(menara) biasanya tuan manara
merangkap tanasi, sedangkan anggota arumbai disebut masnait. Seroyaitu
sejenis penangkap ikan yang terbuat dari belahan-belahan bamboo yang dianyam
menyerupai tikar dan dipancangkan pada tiang-tiang dan ditempatkan dipesisir
pantai sebagai perangkap ikan. Kegiatan ini dilakukan secara gotong royong.
Tempat yang dipilih untuk mendirikan sero harus di tempat yang didatangi kan
dan juga pada air yang agak dangkal, tetapi bila air pasang surut tidak kering.
Masyarakat
di desa haria sebelum melaksanakan kegiatan melaut selalu mengadakan doa
bersama kepada Tuhan untuk memohon berkat dan perlindungan selama di laut.
Dalam hubungannya dengan kegiatan melaut, mereka mengenal dua macam upacara
untuk penggunaan perahu baru dan jarring baru. Upacara ini dinamakan “upacara
turun perahu dan upacara turun jarring”.
4. Di bidang teknologi
Aktivitas
di bidang ini antara laindalam kegiatan membuat pagar, mendirikan rumah, mulai
dari memotong kayu untuk ramuan rumah sampai membangun dan lain sebagianya dilaksanakan
secara gotong royong. Pelaksanaannya sama seperti gotong royong atao masohi di
bidang pertaninan. Di desa Tuhaha kegiatan memotong ramuan rumah, dilakukan
pada saat bulan genap (bulan mati).
5. Maano
Maano
adalah kelompok tolong menolong dalam mengerjakan suatu pekerjaan secara
borongan di mana anggotnanya mendapat upah dan dibagi sama rata di antara
mereka. Kegiatan ini biaanya dilakukan pada waktu panen, terutama panen
cengkeh. Kelompok maano adalah mereka yang tidak memiliki pohon cengkeh atau
cengkehnya tidak berbuah. Ada juga kelompok maano dari desa tetangga atau desa
yang adahubungan pela. Bila dalam suatu negeri hasil panennya banyak maka
biasanya akan dimaanokan kepada orang lain. Jumlah hasil panen yang diberikan
telah disepakati bersama oleh mereka.
6. Di bidang kepentingan umum
Aktivitas
ini berhunbungan dengan kegiatan-kegiatan seputar kepentingan umum seperti
mengerjakan baileu, rumah-rumah raja, kepala soa, pendeta, membersihkan negeri
dan lain sebagainya.Yang menonjol dalam aktivitas ini adalah suatu hubungan
masohi yangdisebut pela. Pela adalah hubungan anatara dua aman atau negeri atau
lebih, di mana satu dengan yang lain saling membantu. Apabila penduduk salah
satu aman kekurangan bahan makanan maka ia dapat saja mengambilnya dari
pelannya baik dengan izin ataupun tanpa izin. Anggota pela harus ditolong atau
dibantu apabila melewati desa pelanya. Sesama pela biasanya saling menyapa
dengan sapaan “nanoa pela”, “nyong pela”.
7. Di bidang sekitar rumah tangga
Masohi
yang berkaitan dengan ini adalah menyangkut segala aktivitas tolong-tolong
seputar kehidupan rumah tangga. Misalnya dalam perkawinan, kematian, menggali
sumur, membuat pagar rumah, dan lain sebagainya. Biasanya pekerjaan tersebut
melibatkan kaum kerabat dan juga tetangga dekat, dimana pada gilirannya bila
orang lain membangun rumah maka orang yang telah dibantu akan membantu pula.
8. Di bidang kepercayaan
Masohi
di bidang ini berhubungan dengan kegiatan membersihkan tempat-tempat keramat,
kuburan, dan upacara keagamaan lainnya yang diadakan di baileu, batu pamali dan
negeri aman. Upacara ini dilakukan bersama-sama oleh masyarakat uku atau aman.
Semua kebutuhan untuk menyelenggarakan upacara ditanggung bersama. Salah satu
kegiatan gotong royong (masohi) di bidang kepercayaan adalah upacara Cuci
Negeri di Desa Tuhaha yang dilaksanakan dlam bulan Desember menjelang perayaan
hari natal dan tahun baru. Tujuannya untukmembersihkan desa. Menurut
kepercayaan masyarakat, akan terjadibencana di desa akibat datuk-datuk dan para
leluhur menjadi marah.
9. Gotong royong kerja bakti
Dilihat
dari istilahnya maka kata kerja bakti diambil dari Bahasa Indonesia. Dapat
diartikan kerja bersama-sama tanpa pamrih untuk kepentingan bersama. Kelompok
aktivitas di bidang ini anggotanya sangat besar dan sifatnya tidak permanen,
sebab kegiatan di bidang ini adalahmenyangkut kepentingan umum. Tenaga yang dikerahkan
hamper menyangkut sebagian besarpenduduk dewasa. Pekerjaan yang biasanya
dikerjakan seperti pembangunan gedung gereja atau masjid,pembersihan
lingkungan, pembuatan jalan desa, pagar desa, tempat-yempat air minum, rumah
raja, kantor desa dan lain sebagianya. Di desa Tuhaha dan Haria dan juga
desa-desa lain di pulau Saparua terdapat suatu norma dalam kegiatan
tolong-menolong yaitubagi seseorang yang melewati tempat yang sementara
melaksanakan aktivitas masohi kerja bakti tanpa ia mengambil bagian atau
membantu. Mereka yang berbuat demikian akan dicemohkan dianggap sebagai orang
yang tidak bermoral dan akan menjadi bincangan orang. Oleh sebab itu bila di
desa ada kegiatan-kegiatan maka masyarakat akan selalu berpartisipasi tanpa
pamrih.
Fungsi Desa
Pertama, dalam hubungan dengan
kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung yang berfungsi
sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
Kedua, desa ditinjau dari
sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan
tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan
kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa
industry, desa nelayan dan sebagainya.
Dari uraian tersebut maka
secara singkat ciri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Homogenitas social
Bahwa masyarakat desa
terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah
laku maupun kebudayaan sama/homogen.Hubungan primer
Pada masyarakat desa
hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
1. Kontrol sosial yang ketat
Setiap anggota masyarakat
saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota lain bahkan ikut
menyelesaikannya.
1. Gotong royong
Nilai-nilai gotong royong
pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya.
1. Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat
pedesaan diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.
1. Magis religius
Kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.
1. Pola kehidupan
Masyarakat desa bermata
pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan, dan
peternakan
Perbedaan masyarakat
pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan
kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik umum
masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup
bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi
dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan
masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan
serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak
berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait
dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
- Sederhana
- Mudah curiga
- Menjunjung tinggi norma-norma
yang berlaku didaerahnya
- Mempunyai sifat kekeluargaan
- Lugas atau berbicara apa adanya
- Tertutup dalam hal keuangan
mereka
- Perasaan tidak ada percaya diri
terhadap masyarakat kota
- Menghargai orang lain
- Demokratis dan religius
- Jika berjanji, akan selalu
diingat
Sedangkan cara beadaptasi
mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong
royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang
kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan
karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan
kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat
perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1. kehidupan keagamaan
berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota
hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti
di masjid, gereja, dan lainnya.
2. orang kota pada
umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
3. di kota-kota kehidupan
keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan
sebagainya.
4. jalan pikiran rasional
yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5. interaksi-interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada
kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang
membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena
itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari
ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke
kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.
Sumber : suci_k.staff.gunadarma.ac.id/.../masyarakat-pekotaan-dan-masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar